Subscribe:

Selasa, 02 Oktober 2012

Catatanku tentang Sistem Informasi Rumah Sakit



Sistem Informasi Rumah Sakit Bukan sekedar Teknologi Informasi untuk rumah sakit

Sebuah sistem terdiri dari beberapa elemen atau sub sistem, demikian juga Sistem infomasi yang bertujuan menghasilkan  informasi atau knowledge untuk  pengambilan keputusan, pasti terdiri sub-sub sistem sistem seperti prosedur, kebijakan, budaya perusahaan, sumber daya manusia, teknologi informasi dan lain-lainnya.
Sedang Teknologi informasi yang merupakan perpaduan teknologi komputer dan teknologi komunikasi hanya salah satu bagian atau sub sistem dari sistem informasi.  Walaupun ada pendapat yang mengatakan didalam teknologi informasi (katakanlah  software aplikasi  ERP system) didalamnya terdapat/emmbeded prosedur dan kebijakan, tetapi saat implementasi juga melibatkan sub sistem lain.
Pengamatan saya pada beberapa Rumah Sakit, kerancuan pemahaman   sistem informasi dan teknologi informasi salah satu penyebab kegagalan pengembangan dan implementasi sistim informasi berbasis teknologi infomasi.Mengapa ?, ketika kegagalan dari non teknologi informasi, misalnya sub sistem kebijakan yang  kurang tepat bahkan tidak ada atau prosedur yang tidak mendukung atau faktor user /sumber daya manusia, yang  banyak disalahkan teknologi informasinya tidak mendukung/gagal. Sehingga yang sering diganti Teknologi informasi, bukan menyelusuri sub sistem mana yg tidak mendukung/penyebab kegagalan. Berikut salah satu contoh kasus rumah sakit khusus di Jakarta yang berganti-ganti teknologi  informasinya :

  •  Ketika rumah sakit ini berdiri awal 1990, memilih menggunakan software aplikasi dari Ingris tapi baru efektif digunakan focus  pada billing tahun 1995 akhir .
  • Pada tahun 1999 sistem ini tidak dapat digunakan lagi.
  • Dicoba peralihan pada tahun 2000 tetapi tidak jadi digunakan karena masalah tender.
  •  Tahun 2001 Peralihan sistem, tapi sayang berakhir digunakan tahun 2003
  • Kemudian tahun 2004 hingga 2008 menggunakan Outsourcing / Kerja sama operasi (KSO) menggunakan software dari india
  •  Software tersebut diganti lagi tahun 2008 hingga 2010 menggunakan outsourcing / KSO lagi.
  • Tahun 2010 dicoba ganti, tapi baru berumur mingguan dianggap gagal, akhirnya kembali lagi software lama,
Pengamatan saya bukan hanya rumah sakit khusus tersebut diatas, tapi banyak rumah sakit yang  di Indonesia yang sering berganti-ganti teknologi informasi karena dianggap gagal padahal banyak faktor non teknologi informasi penyebabnya.


Organisasi yang komplek

Sistem informasi  mengikuti karakter organanisasinya. Organisasi  yang rumit seperti Rumah Sakit akan membuat sistem informasinya  menjadi rumit juga.
Organisasi rumah sakit itu untuk cari untung  atau untuk social sih?. SK Menkes No.24/Menkes/Per.II/1990 mengizinkan pengelolaan rumah sakit oleh perseroaan, tetapi pada SK Menkes lainnya yaitu No.378/Menkes/Per/1993 rumah sakit harus menjalankan fungsi sosialnya. Pada Sk tersebut rumah sakit swasta harus  tersedia tempat tidur untuk masyarakat tidak mampu /kelas III sebanyak 10% sedang untuk RS BUMN harus 25%. Barangkali organisasi paling banyak profesi dan jenjang pendidikan dari yang rendah hingga S3 bahkan profesornya terlibat adalah rumah sakit. Rumah sakit juga merupakan organisasi yang padat teknologi tinggi dan padat investasi.

Dari sisi software aplikasi, dapat anda bandingkan pengelolaan seluruh sumber daya (manusia, uang, mesin dan material) pada perusahaan industri yang memiliki Enterprise Resource Planning (ERP), terdapat pula pada organisasi RS, ditambah lagi pengelolaan inti seperti pelayanan medis, Infeksi Nosokomial, keselamatan pasien dan lain-lain.  Serta keinginan mempermudah operasional organisasi/pengguna dengan integrasi sistem dengan perlatan kedokteran untuk film less dan paper less, sementara proteksi dari vendor alat kedokteran merupakan sisi lain kesulitan integrasi. Pada Rumah Sakit pemerintah lebih diperumit dengan kebijkan dan sistem yang harus dijalankan dari supra sistem, misalnya :SIMAK/SK BMN dan SIA dari kemenkeu, Casemix / INACBG’s dari kemenkes.  Selain itu sistem ekternal sistem seperti asuransi , Bank, dan lain-lain,  sehingga sangatlah sulit menginterasikan sistem internal RS dengan sistem eksternal, tanpa keinginan integrasi dari supra sistem atau eksternal sistem tersebut, bagaimana mungkin integrasi kalau kebijakan, protokol dan standard data pertukaran data dari sistem eksternal tidak ada.

Komitmen  Manajemen atas dan Pejabat-pejabat penting.

Keberhasilan implementasi sistem informasi sangat ditentukan oleh komitmen dan keperdulian manajeman atas dan pejabat-pejabat penting/berpengaruh pada rumah sakit.Menyedihkan sekali dari pengamatan saya  dan dari  informasi beberapa praktisi IT rumah sakit, tidak sedikit manajemen tingkat atas atau pejabat yang berpengaruh memiliki “Kepentingan”,  berusaha memaksakan teknologi informasi  tertentu  dengan “yang dimiliki Vendor atau teman dekatnya”.

Tidak ada sistem  informasi yang sempurna, sering kekurangan sedikit saja pada sistem di blow up oleh orang-orang yang memiliki “kepentingan”  tersebut. Sering tanpa menganalisa  sub sistem mana penyebab kekurangan/kegagalan, tapi langsung menghukum teknologi informasinya kurang mendukung, pada akhirnya “Ganti teknologi informasinya” kata si pejabat yang berpengaruh tersebut. Kondisi seperti ini yang umumnya penyebab penggantian teknologi informasi,padahal setelah diganti hasilnya tetap saja masih banyak terdapat kekurangan.

Tidak jarang manajemen atas atau Pejabat “yang punya kepentingan”  ini sering kali merusak perencanaan unit sistem informasi /IT rumah sakit, akibatnya unit IT sibuk berpolitik guna mengamankan sistem. Banyak perencanaan /program yang tertunda.  Maka dari itu kesempatan ini saya dan rekan-rekan praktisi IT rumah sakit menyarankan pada Kemenkes, Pemda  atau pemilik rumah sakit, kalau mau mengakat direksi / pejabat, pilihlah yang punya integritas baik tidak memiliki kepentingan pribadi atau golongan . 

Suatu pengalaman menarik yang pernah saya alami ketika mendapat dukungan kuat dari seluruh jajaran direksi rumah sakit untuk merubah sistem pelayanan adminstrasi rawat jalan dari parsial menjadi terpadu/terintegrasi. Perubahan terjadi pada seluruh sub-sub sistem seperti : infrastruktur bangunan/tata letak, struktur organisasi, prosedur, pola kerja. Walaupun saat itu banyak yang menentang (level bawah), tetapi direksi  mengambil keputusan tegas meninggalkan yang menentang mengadakan rekrumen pengguna baru. Alhamdulillah hasilnya komplein pelayanan menurun, pelayanan administrasi  lebih cepat dan terukur, prosedur administrasi menjadi lebih sederhana.Semua itu karena komitmen kuat dari seluruh jajaran direksi yang  “tidak memiliki kepentingan”  kecuali integritas / peningkatan pelayanan pada pasien.   


Kebijakan dan Prosedur

Pada beberapa Rumah Sakit pemerintah dimana organisasinya sudah rumit, ditambah  lagi tingkat top manajemen kurang mengerti, kurang peduli, tidak fokus dengan proses internal yang ada (terkadang masih sibuk dengan layanan dan praktek dirumah sakit luar), dan kadang kompentensi bukan pada bidangnya (misal direktur/wakil direktur keuangan atau SDM dijabat oleh seorang dokter). Sering adanya kebijakan terdahulu dari supra sistem atau eksternal yang tidak ditinjau ulang/terus berlaku ditambah kebijakan-kebijakan baru, membuat sistem menjadi semangkin kompleks, berakibat pengambilan keputusan yg tidak tepat untuk operasional,  apalagi yang strategis. Jika kebijakan yg ada membingungkan, maka implementasi kebijakan ke  prosedurnya juga menjadi kurang tepat. Terkadang  dalam mengambil keputusan ada pertimbangan senioritas / guru pada sejawat tertentu.
Sistem informasi akan mengikuti organisasi dimana dia berada, kebijakan dan prosedur itu yang akan dimasukan pada software aplikasi. Kalau kebijakannya tidak jelas dan prosedurnya rumit, maka software aplikasi juga menjadi rumit. Kalau sudah begini yang sering disalahin softwarenya atau IT-nya.

Minggu, 01 November 2009

Harus mulai menulis

Setiap orang, siapapun dia, pasti memiliki pengalaman,ilmu dan ketrampilan walau hanya sedikit. Mungkin ada baiknya berbagi pengalaman, ilmu atau keterampilan, walaupun mungkin sudah ada orang lain yang membagi, tapi tetap saja akan ada gunanya.

Hari ini, mulai menulis..semoga bisa bermanfaat buat orang lain...Amin..Ya Robbal alamin..